Minggu, 17 Agustus 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Serial Oke: The Fosters

The Fosters. Alkisah seorang anak perempuan berusia 16 tahun, Callie, dia kena masalah karena ngancurin mobil bapak angkatnya yang jahat pake tongkat baseball. Callie dibawa ke penjara anak-anak dan akhirnya bebas dengan jaminan, dia digebukin di dalem penjara soalnya. Dapat lah Callie ini keluarga baru, Keluarga Foster. Keluarga Foster ini bukan keluarga biasa, Stef Foster yang berprofesi sebagai polisi dan Lena Adams yang berprofesi sebagai wakepsek di sekolah, mereka ini pasangan lesbian. Dalam keluarga ini ada 3 anak, Brandon (16 taun, anak biologis Stef di pernikahan sebelumnya), Jesus dan Marianna (15 taun) si kembar yang diadopsi waktu mereka masih kecil.

Konflik di serial ini lebih ke bagaimana Callie beradaptasi di keluarga barunya ini dan bagaimana dia bisa ngebawa Jude (13 taun), adeknya, ke dalam keluarga barunya ini.

Gak cuma mentok di situ, serial ini juga ngebahas tentang kehidupan remaja, anak asuh, pasangan gay. ada di salah satu episode yang paling menarik buat saya di mana Jude ke sekolah pake cat kuku punya Marianna dan sampe sekolah, dia ditindas sama anak laki-laki lainnya. Callie udah bilang kalo lebih baik Jude gak pake cat kuku ke sekolah tapi dia ngeyel. setelah mengalami penindasan di sekolah, dia nyoba bersihin jarinya di rumah, Lena datang dan ngasih nasihat kalo gak semua orang gak bisa nerima hal ini, Jude boleh pake apapun yang dia mau tapi dia harus lihat keadaan, bisa gak orang lain nerima perilaku dia. Lena ngasih contoh dengan kalo dia di luar rumah, dia pingin cium atau megang tangan Stef di luar rumah, dia gak bisa sembarangan ngelakuin itu, dia harus tahan karena gak semua orang bisa terima perilaku seperti itu. ada juga bagian ketika Jude cemburu sama temennya, Connor, yang mau jalan sama cewek di kelasnya. Lena ngasih nasihat kalo wajar kita cemburu sama temen sendiri yang punya pacar, gak masalah asal gak berlebihan.
bisa dilihat emang Lena yang lebih megang peranan sebagai seorang "ibu" di sini tapi gak mentok di situ karena ada beberapa saat di mana Stef justru yang lebih keibuan dan Lena yang lebih kebapakan. di serial ini lebih nunjukkin kalo keluarga itu gak mesti karena DNA yang sama tapi lebih ke siapa yang ada buat kita di saat kita dalam keadaan terbaik atau terburuk sekalipun. 

terlihat banget pelan-pelan Callie dan Jude merasa diterima dan merasa jadi bagian Keluarga Foster ini. peranan "Bapak" keluarga emang lebih diambil Brandon dan Jesus tapi juga dibantu Mike, mantan suami Stef, bapaknya Brandon. Bapaknya Stef yang kristen taat juga ngisi warna keluarga ini di mana dia kerja keras untuk nerima keluarga anaknya yang bisa dibilang "menyimpang". intinya serial ini menceritakan tentang keluarga dari berbagai sudut pandang. keren sih, beberapa episode bisa bikin kita kelojotan dan nangis bombai. akting pemainnya pun bagus. recommended lah! 
Jesus, Marianna, Stef, Jude, Lena, Brandon, Callie
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Saya Wanita, Saya (Juga) Manusia

Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Kesamaan hak yang gimana sih? mungkin sebagian dari kalian belom tau kalo di beberapa negara, pria dan wanita belum setara secara ekonomi, politik, pendidikan, dsb. banyak wanita belom boleh ikut pemilu, gaji wanita lebih rendah dari pada pria walaupun menempati posisi yang sama, dll.

Banyak yang menganggap kalo feminisme itu benci laki-laki atau wanita pingin lebih superior dari laki-laki padahal ITU SALAH BESAR! kita cuma mau setara, bukan di atas atau di bawah, bukan di depan atau di belakang, kita sejajar. feminisme ini menuntut kerja sama antar gender untuk membuat kehidupan yang lebih manusiawi. laki-laki itu manusia, wanita juga manusia. entah apa yang membuat masyarakat seakan takut dengan kata "feminisme" ini.

ada yang bilang kalo feminis itu bikin wanita males nikah dan punya anak, buka aurat, seks bebas, dsb. padahal itu pilihan individu. nikah, anak, aurat, dan segala antek-anteknya itu pilihan individu. lagi pula, buat apa feminis capek-capek ngajarin anak perempuan untuk pake baju lebih sopan kalo kita pingin buka aurat? buat apa seorang feminis berjuang, berusaha jadi pendamping yang baik buat pasangannya kalo feminis itu bikin males nikah? buat apa feminis bikin gerakan biar ibu-ibu mau ngasih ASI ke anaknya kalo feminis itu bikin males punya anak? semuanya pilihan. memang ada feminis yang lebih milih kerja dari pada nikah dan punya anak tapi ada juga yang sebaliknya.

setara, kita bisa menjadi mandiri dan berdiri untuk diri kita sendiri. ketika hidup gak bisa bergantung dengan siapapun, kita dituntut untuk lebih mandiri. pria boleh sekolah, wanita juga. pria boleh kerja, wanita juga. pria boleh kongkow sama temen-temennya, wanita juga. semudah itu. sebaliknya, wanita boleh di rumah ngurus anak, pria juga boleh. wanita boleh masak dan menari, pria juga boleh. wanita boleh menangis, pria juga boleh. SETARA.

saling melengkapi antar gender, ada beberapa hal yang wanita lebih bisa lakukan dari pada laki-laki dan begitu pula sebaliknya. ketika seorang wanita mampu melakukan sesuatu yang cukup berat, dia tidak maskulin, dia hanya lebih kuat dari yang lain. sama kayak pria yang agak lebih halus, dia bukan banci, dia hanya lebih sopan dari pria yang lain. itu lah feminisme. kami berbicara tentang kesetaraan, bukan melebihi, itu yang membuat kami hina di mata sebagian masyarakat?