Rabu, 14 Mei 2014

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Belum Ada Judul

     Kalo lagi sendirian suka mikir seperti apa saya di masa depan, apakah saya akan kece menawa atau malah hanya hancur lebur gak berbentuk, atau mungkin saya masa depan saya sudah pendek keburu nyawa dicabut. selain mikirin masa depan, suka kepikiran juga masa lalu, waktu bareng temen-temen, waktu naik motor pulang sekolah, "nikmatin" nyengatnya matahari ibu kota, waktu masih bersama orang yang sudah tiada, waktu masih memadu kasih dengan yang sudah tidak terkasih, dan mikirin kayak apa kalo semuanya gak berubah hingga saat ini.
 
     Memang kadang perubahan itu suka bikin kita aneh sendiri karena kita belum terbiasa dengan perubahan itu sendiri, kalau perubahan itu sudah menetap dan terjadi perubahan lainnya, semuanya akan terasa aneh seperti sedia kala. Tidak semua orang suka dengan perubahan. Entah karena mereka enggan beradaptasi atau mereka belum siap bertarung melawan ketidakbiasaan yang dialami. Bagi saya, tidak semua perubahan itu baik karena kalau mampu, ketika perubahan itu terjadi, saya ingin membekukan waktu agar perubahanitu tidak terjadi tapi apa daya?
     
     Mengingat apa yang terjadi dalam hidup saya akhir-akhir ini, saya belajar bahwa tidak semua hal yang kita harapkan akan bertahan selamanya itu tidak selalu bisa selamanya. "Kita hanya bisa berusaha tapi Tuhan yang menentukan", kalimat klise orang-orang yang (biasanya) sudah gagal. Saya percaya kalau Tuhan punya rencana lain, saya merasa lebih baik dipisahkan dari pada kita saling munafik di depan wajah orang yang kita sayangi bagai keluarga sendiri. Terlalu lama sudah saya menjadi munafik.

     Bagaimana kalau saya tetap bisa mudah bertemu dengan teman lama saya, saya tetap menjadi "sahabat" yang mereka kenal dulu, yang tidak pernah berubah? apakah semuanya akan baik-baik saja? saya rasa tidak. cepat atau lambat waktu akan memainkan lagunya untuk memberi kita pelajaran. Saya percaya akan karma, saya percaya apa yang saya alami adalah balasan dari apa yang saya perbuat ke orang lain. saya percaya kalau saat ini saya merasa sedih karena saya pernah menyakiti orang lain dengan sangat buruk. Tinggal tunggu waktu mengajak bermain.

     Bagaimana kalau saya tetap bersama dengan dia yang terkasih hingga detik ini? tidak menjamin bahwa saya akan tetap bahagia seperti dulu, tembok yang kian tebal, jarak yang belum sanggup dijangkau, kepercayaan yang kian menipis, dan sekali lagi, waktu yang tak bisa diselaraskan.

     Pelan-pelan kita belajar menerima perubahan, mengikuti apa yang mengalir tanpa banyak tanya yang terlontar. Kenyataannya, kita selalu bisa melihat pelajaran dari semua perubahan yang terjadi, baik mau pun buruk, bukan? Lama-lama perubahan itu berubah menjadi kenangan indah di masa depan. Pertanyaannya, ada kah keinginan untuk melihat hal itu sebagai sesuatu yang indah terlepas dari semua air mata yang terlanjur jatuh atau terusap tangan?